Suatu ketika aku duduk di sudut jalan…
Pejalan kali pun mulai berjalan melewatiku…
Variasi aroma minyak wangi mengganti fantasiku…
Seorang pria dengan segelas kopi melewatiku..
Dia melihat ku dan aku pun sebaliknya… ku tersenyum…
“AKHH…” teriak ku. Dia menumpahkan kopinya tepat di atas kepalaku.
“Hey, kenapa kau ini?!” Tanya ku dengan nada tinggi.
“Air kopi yang panas yang jatuh tepat di atas kepalamu adalah wujud kesetiaanku pada dunia, kuberikan apa yang sedang kumiliki dan kunikmati” Jawab pria itu yang terus berjalan menjauh sambil tersenyum.
Seorang wanita perlahan mendekat dengan senyuman,,,
“PLAK…”
Suara tamparan tanpa sebab membekukan wajah dan senyumku…
“Kenapa kau ini?!” tanyaku
“Sebenarnya tamparanku adalah wujud kekagumanku terhadap dunia, kuingin kau juga merasakannya” sahut wanita itu.
Seorang pengemis dan juga tuna wisma yang berada di sebelahnya berkata “Mengapa kamu bingung, Disini aku telah bertahun-tahun hidup, tamparan, cemoohan, hinaan menjadi bagian dari setiap orang yang duduk disini, sebenarnya kamulah yang menyebabkan mereka bersikap seperti tadi…
…Letak dirimu membuat semua terjadi dengan cepat, tak peduli siapa diri seseorang, darimana asal seseorang, karena hal itu menempatkan dia dalam
keadaan horizontal…”
Sanggah diriku “Lalu mengapa kau tetap bertahan hidup di sini jika banyak orang mencemoohkanmu?”
Pengemis itu menjawab “Aku hidup disini bukan dari cemoohan mereka pada diriku melainkan mereka hidup karena ada diriku yang mereka cemooh…”
****
(2008/nano)
Leave a Reply